Senin, 13 Oktober 2008

Tubuh Masih Segar Setelah Tiga Minggu Meninggal

India, DNA India --
Tubuh seorang bhiksu berusia 80 tahun dari vihara Mundgod yang meninggal tiga minggu yang lalu tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan.

Rumah sakit KLE di Belgaum telah menyatakan bahwa pemimpin spiritual Buddhis, Trippa Lobsung Nyama telah meninggal, tetapi para pengikutnya bersikeras bahwa beliau sedang mencapai samadhi (keadaan meditasi yang mendalam).

Sampai saat ini tubuh tersebut di simpan dalam sebuah ruang pendingin dimana para pengikutnya mengadakan puja bakti. Kepercayaan mereka hanya mendapatkan kekuatan ketika tubuh tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan selama beberapa seminggu setelah kematian.

Dengan segera vihara Mundgod berubah menjadi pusat ziarah bagi umat Buddha.

Tim medis KLE kemudian mempelajari tubuh tersebut. Dokter senior, Dr Vinay Mahishal, yang merupakan bagian dari tim mengatakan kepada DNA bahwa mereka telah megirimkan laporan “kofidensial” (pribadi) kepada ketua medis KLE. “Tidak diragukan lagi bahwa secara klinis beliau sudah meninggal. Dan saya merasa heran bagaimana pembusukan belum terjadi. Tubuhnya tenang dan bercahaya seperti di saat hari kematiannya,” kata dokter tersebut.

Pihak berwenang rumah sakit menjelaskan bahwa ketika seseorang berhenti minum dan makanan, kadungan air di dalam tubuh akan mengering, lambat laun, atau bahkan menunda pembusukan untuk beberapa saat. Bhiksu tersebut telah berhenti makan dari beberapa waktu sebalum kematiannya. Ini bukan berarti tubuhnya akan tetap seperti itu untuk jangka panjang. Ia akan kelihatan segar untuk beberapa waktu saja. Satu-satunya cara untuk mempertahankannya tetap utuh untuk jangka waktu panjang adalah dengan memumikannya dan para pengikutnya melakukannya.

Pihak berwenang rumah sakit mengatakan bahwa para kerabat dan rekan bhiksu tersebut sepakat bahwa beliau tidak akan menjadi seseorang yang sama lagi. Tetapi “beliau bukanlah orang biasa” mereka meyakini. “Jika tidak, bagaimana seseorang bisa menjelaskan mengenai tubuh beliau yang tidak mengalami pembusukan,” tanya seorang bhiksu. Mereka sedang mempersiapkan sebuah ‘samadhi sthal’ (tempat peristirahatan terakhir).

Tidak ada komentar: