Jumat, 22 Agustus 2008

Apakah Ajaran Buddha Itu?

Semua agama lain menyatakan berasal dari surga dan diturunkan ke bumi. Ajaran Buddha berasal dari pikiran yang tercerahkan di bumi ini dan menembus surga.

Apakah ajaran Buddha itu? Pertanyaan ini telah membingungkan banyak orang yang sering bertanya-yanya apakah ajaran Buddha adalah suatu filosofi, agama, atau jalan hidup. Jawaban yang sederhana adalah ajaran Buddha terlalu luas dan terlalu dalam untuk ditempatkan dengan rapi di dalam satu kategori biasa. Tentu saja ajaran Buddha mencakup filosofi, agama, dan jalan hidup. Tetapi ajaran Buddha lebih dari kategori-kategori itu.

Kategori atau label yang diberikan kepada ajaran Buddha ibarat papan penunjuk untuk memberi tahu apa yang ada. Jika kita membandingkan ajaran Buddha dengan toko obat, jelaslah bahwa papan penunjuk toko obat tidak akan menyembuhkan seseorang dari penyakitnya. Anda minum obat yang manjur untuk menyembuhkan diri Anda tanpa terikat pada label obat tersebut. Demikian juga, jika ajaran Buddha itu manjur, maka gunakanlah dan jangan perhatikan label atau papan penunjuknya. Ajaran Buddha tidak bisa dipaksakan ke dalam kategori mana pun atau membatasinya di bawah papan penunjuk apa pun.

Orang-orang dari berbagai zaman dan tempat telah memberi beraneka label dan interpretasi pada ajaran Buddha. Bagi sebagian orang, ajaran Buddha mungkin hanya tampak sebagai kumpulan praktik takhyul. Bagi kelompok orang lainnya, ajaran Buddha mungkin suatu label yang bagus untuk digunakan demi keuntungan sementara. Bagi kelompok lain, ajaran Buddha itu kuno. Tetapi bagi kelompok lain, ajaran Buddha sebagai suatu sistem berpikir untuk kaum cendikiawan saja. Bagi sebagian orang lainnya, ajaran Buddha adalah penemuan ilmiah. bagi umat Buddha yang taat dan bajik, ajaran Buddha berarti seluruh hidupnya, pemenuhan semua cita-cita material dan spiritualnya; dalam hal ini kita dapat mengatakan bahwa ajaran Buddha adalah jalan hidup mulia.

Sebagian kaum cendikiawan mamandang ajaran Buddha sebagai produk lingkungan India atau hasil pengembangan ajaran agama lain di India. Anggapan ini tidak sepenuhnya tepat. Ajaran Buddha tidak lain adalah kebenaran mulia. Ajaran Buddha adalah pendekatan intelektual terhadap kenyataan. Penyadaran Sang Buddha akan masalah universal tidak datang melalui proses intelektual atau rasional saja, tetapi melalui pengembangan dan pemurnian mental. Sikap intelektual mengingatkan pada perilaku ilmiah, tentunya hal ini membuat Sang Buddha benar-benar unik di antara guru-guru religius sepanjang masa. tentu saja tingginya standar intelektual dan etika yang berlaku pada masa itu di India merupakan kondisi awal bagi bangkitnya kembali cahaya Dhamma dari kegelapan. Ribuan tahun perkembangan religius dan filosofis di tanah India telah meninggalkan timbunan gagasan yang kaya dan subur yang membentuk lingkungan paling memadai bagi benih Dhamma tumbuh subur. Yunani, Cina, Mesir, dan Babilonia, karena pikiran angkuh mereka, tidak mencapai kualitas visi yang sama dengan guru-guru yang tinggal di hutan dan gunung India. Benih Pencerahan yang telah dilahirkan, seperti benih bersayap dari ladang yang jauh, dari dunia di luar angkasa dan waktu yang jauh tak terbatas dari masa kita-benih Pencerahan ini tumbuh dan berkembang di sudut timur laut India. Benih Pencerahan ini terwujud penuh dalam pengalaman seseorang, Buddha Gotama. Cikal bakal dari ajaran Buddha adalah pengalaman yang disebut 'Pencerahan' ini. Dengan pengalaman Pencerahan ini, Sang Buddha memulai ajaran-Nya, tidak dengan kepercayaan dogmatik atau misteri apa pun, tetapi dengan pengalaman yang sahih, yang Ia berikan kepada dunia sebagai kebenaran universal. Karena itu, defini sebenarnya dari ajaran Buddha adalah 'Kebenaran Ariya'. Ingat bahwa Sang Buddha tidak mengajar dari teori. Ia selalu mengajar dari sudut praktis berdasarkan pemahaman-Nya, Pencerahan-Nya, dan penyadaran-Nya akan kebenaran. Ia terus-menerus mendorong pengikut-Nya untuk melihat 'sesuatu sebagaimana adanya'.

Ajaran Buddha dimulai dengan pemahaman besar yang menjelma lebih dari 2.500 tahun yang lalu dalam diri Siddhattha Gotama. Ketika Sang Buddha memperkenalkan ajaran-Nya, niat-Nya bukanlah untuk membangun konsep diri dalam pikiran manusia dan menciptakan lebih banyak nafsu akan hidup abadi dan kesenangan inderawi. Melainkan, niat-Nya adalah untuk menunjukkan kesia-siaan hidup keduniawian dan menunjukkan jalan praktis yang benar menuju keselamatan yang ditemukan-Nya.

Ajaran Buddha yang murni menyingkap dengan tajam sifat sejati dari kehidupan dan dunia. Bagaimanapun, harus dibedakan antara Buddha yang original (sering disebut Dhamma atau Kata-kata Sang Buddha) dan agama yang berkembang berdasarkan ajaran-Nya, yang umum disebut 'ajaran Buddha'.

Ajaran Buddha tidak hanya mengawali suatu agama, tetapi menginspirasi mekarnya seluruh peradaban. Ajaran ini menjadi suatu kekuatan besar peradaban yang bergerak dalam sejarah banyak budaya dan bangsa. Memang, ajaran Buddha telah menjadi salah satu peradaban terbesar yang dikenal dunia. Ajaran Buddha memiliki sejarah mengagumkan tentang pencapaian dalam bidang literatur, seni, filosofi, psikologi, etika, arsitektur, dan budaya. Selama berabad-abad, tak terhitung banyaknya lembaga pendidikan sosial didirikan di berbagai negara yang diperuntukkan bagi ajaran Buddha. Sejarah ajaran Buddha ditulis dalam tinta emas persaudaraan dan niat baik. Jalan hidup dan praktik umat Buddha berubah menjadi jalan hidup religius yang rasional, ilmiah, dan praktis untuk pengembangan spiritual semenjak hari Sang Buddha membabarkan ajaran-Nya dan menunjukkan tujuan dan arti sebenarnya dari hidup dan agama. Semua ini karena orang memiliki kesempatan untuk membuka pikiran mereka dengan bebas.

Sumber : Sri Dhammananda

Tidak ada komentar: