Rabu, 20 Agustus 2008

Pelayanan Sang Buddha

Sang Buddha terlahir untuk menghalau kegelapan ketidaktahuan dan menunjukkan kepada dunia bagaimana cara bebas dari penderitaan.

Sang Buddha adalah perwujudan dari semua kebajikan yang diajarkan-Nya. Selama 45 tahun pengajaran-Nya yang sukses, Ia menerjemahkan semua kata-kata-Nya dalam perbuatan. Tidak pernah Ia menampakkan kelemahan manusia atau nafsu apa pun. Kode moral Sang Buddha adalah yang paling sempurna yang pernah dikenal dunia.

Selama lebih dari 25 abad, jutaan orang telah menemukan inspirasi dan penghiburan dalam ajaran-Nya. Kebesaran-Nya tetap bersinar hari ini bak mentari yang melebihi sumber cahaya yang lebih kecil. Ajaran-Nya masih memberi petunjuk bagi pengembara yang mencari keamanan dan kedamaian Nibbana. Tidak ada orang lain yang telah mengorbankan begitu banyak kenyamanan duniawinya demi umat manusia yang menderita.

Sang Buddha adalah pemimpin religius pertama dalam sejarah manusia yang menegur pengorbanan hewan untuk alasan apapun dan menganjurkan orang untuk tidak menyakiti makhluk hidup apapun.

Bagi Sang Buddha, agama bukanlah suatu perjanjian kontrak antara suatu makhluk surgawi dengan manusia, melainkan suatu jalan menuju Pencerahan. Ia tidak menginginkan pengikut dengan iman membuta; Ia menginginkan pengikut yang dapat berpikir dengan bebas dan bijaksana serta berjung demi keselamatan mereka sendiri.

Seluruh umat manusia telah teranugerahi dengan keberadaan-Nya. Tidak pernah ada kejadian di mana Sang Buddha mengekspresikan ketidakramahan terhadap seorangpun. Bahkan tidak juga terhadap lawan-lawan-Nya dan musuh terburuk-Nya. Ada beberapa yang berprasangka buruk, menentang Sang Buddha, dan mencoba membunuh-Nya; tetapi Sang Buddha tidak pernah memperlakukan mereka sebagai musuh. Sang Buddha pernah berkata, "Seperti seekor gajah di medan perang menahan panah-panah yang ditembakkan kepadanya, demikianlah Saya akan menahan prasangka buruk dan ungkapan tidak menyenangkan dari orang lain (Dhammapada 320)

Sepanjang tahun-tahun sejarah, tak seorang pun yang dicatat telah mengabdikan dirinya sendiri untuk kesejahteraan semua makhluk hidup seperti halnya Sang Buddha. Dari saat Pencerahan-Nya sampai akhir hidup-Nya, Ia hanya tidur dua jam sehari. Walaupun 25 abad telah berlalu sejak wafatnya guru besar ini, pesan-Nya tentang cinta kasih dan kebijaksanaan tetap ada secara murni. Pesan ini tetap secara menyakinkan mempengaruhi nasib umat manusia. Ia adalah Yang Paling Belas Kasih, yang menyinari dunia ini dengan kebaikan kasih.

Setelah mencapai Nibbana, Sang Buddha meninggalkan pesan yang tetap ada bersama kita. Hari ini kita menghadapi ancaman buruk akan kedamaian dunia. Tidak ada masa dalam sejarah dunia di mana pesan-Nya lebih dibutuhkan seperti sekarang.

Menurut beberapa kepercayaan lain, suatu dewa tertentu akan muncul di dunia ini dari waktu ke waktu untuk menghancurkan orang jahat dan melindungi orang baik. Buddha tidak muncul di dunia ini untuk menghancurkan orang jahat, tetapi untuk menunjukkan kepada mereka jalan yang benar.

Dalam sejarah dunia, pernahkah kita mendengarkan tentang guru religius mana pun yang sangat dipenuhi belah kasih dan cinta kasih bagi penderitaan manusia seperti halnya Sang Buddha? Pada masa yang hampir sama dengan Sang Buddha kita mendengar tentang beberapa orang bijak di Yunani: Socratos, Plato, Aristoteles, dan banyak lainnya, tetapi mereka hanyalah filsuf, pemikir hebat, dan pencari kebenaran; mereka kurang memiliki inspirasi cinta kasih terhadap penderitaan orang.

Cara Sang Buddha menyelamatkan umat manusia adalah dengan mengajarkan mereka bagaimana menemukan kebebasan mutlak dari penderitaan fisik dan mental. Ia tidak tertarik dengan meredakan sedikit kasus tekanan mental atau fisik. Ia lebih memperhatikan pengungkapan Jalan yang dapat diikuti semua orang.

Mari kita mengambil semua filsuf besar, psikolog, pemikir, ilmuwan, rasionalis, pekerja sosial, pembaharu, dan guru-guru religius lainnya dan membandingkan- tanpaprasangka apa pun- kebesaran, kebajikan, pelayanan, dan kebijaksanaan mereka dengan kebajikan, kasih, dan Pencerahan Sang Buddha. Tidak sulit untuk melihat di mana Sang Buddha berada di antara para orang besar itu.

Sumber : Sri Dhammananda

Tidak ada komentar: